Prosedur Audit Persediaan
Persediaan adalah merupakan bagian
dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh
tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun
persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas
laporan keuangan perusahaan.
Adapun
tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
ü Persediaan
secara fisik benar-benar ada
ü Prosedur
pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
ü Persediaan
telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang
diterapkan secara konsisten
ü Persediaan
yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan
tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
ü Penghitungan
matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat
ü Persediaan
yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam
catatan atas laporan keuangan
Walaupun tujuan-tujuan audit yang
disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan
dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan
yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun
terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
Tahap – Tahap Audit Persediaan
Tujuan
menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan
baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah
dinyatakan secara wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi
perhatian auditor dalam menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :
1. Pengendalian
fisik terhadap persediaan
Pengujian
auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.
2. Dokumen-dokumen
dan catatan untuk transfer persediaan
Perhatian
utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi
yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang
benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari
setiap transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.
3. Catatan
perpetual
Terdapatnya
catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan luas
pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan
perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum
tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan
klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
4. Catatan
mengenai biaya per unit
Catatan
akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan
catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua
hasil produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena
penilaian persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem
yang tepat.
Pengujian rincian saldo untuk
persediaan terdiri dari:
1) Menilai
materialitas dan risiko inheren dari persediaan
2) Menilai
risiko pengendalian untuk beberapa siklus
3) Merancang
dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi
dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
4) Merancang
dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan
5) Merancang
pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit yang
spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih, dan waktu
audit
Beberapa
tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan
atas akun persediaan diantaranya adalah :
1. Pemahaman
Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar terhadap
audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui
Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor
pemahaman mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor
musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan,
kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas
pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi perusahaan serta
karakteristik sistim informasi termasuk metode costing. Pemahaman ini
memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan keuangan
sehubungan dengan persediaan.
2. Penilaian
Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi
persediaan, (b) semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan
dengan tepat, (c) penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehanpersediaan telah ditentukan
dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow
moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
3. Pengujian
Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk
memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini
meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian
ringkasan dan pengujian harga.
Observasi
dan Pengujian Fisik Persediaan
Observasi penghitungan fisik
merupakan prosedur pemeriksaan umum. Keikutsertaan auditor pemeriksa dalam
penghitungan fisik dan observasinya akan memberikan kepuasan dalam menilai
metode penghitungan fisik yang dilakukan dan ketaatan perusahaan atas penyajian
kuantitas serta kondisi fisik persediaan.
Apabila
auditor tidak dapat melakukan observasi atsa penghitungan fisik persediaan
karena adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan pendapat
dengan kualifikasi atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas laporan
keuangan perusahaan yang diperiksanya.
Ada
beberapa metode penghitungan fisik persediaan, antara lain :
1) penghitungan
fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal neraca atau
pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.
2) penghitungan
yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun
3) penghitungan
ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.
Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 331 mengenai “Sediaan” mengatur
mengenai penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh auditor.
Dalam
paragraf 3 diatur bahwa jika kuantitas sediaan hanya ditentukan melalui
penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal neraca atau
pada suatu tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun sesudah
tanggal neraca, maka perlu bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan
fisik sediaan dan, melalui pengamatan, pengujian dan permintaan keterangan memadai, untuk
meyakinkan dirinya tentang efektivitas metode penghitungan fisik sediaan dan
mengukur keandalan yang dapat diletakkan atas representasi klien tentang
kuantitas dan kondisi fisik sediaan.
Ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam penghitungan fisik
persediaan, diantaranya adalah :
1) selama
penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan bahwa pengendalian atas
prosedur pemasukan dan pengeluaran barang atau pergerakan intern barang selama
penghitungan berlangsung telah diikuti sebagaimana mestinya, untuk menilai
kecermatan pisah batas (cut-off) yang telah dilakukan. Jika memungkinkan,
sebaiknya proses produksi dihentikan sementara selama berlangsungnya
penghitungan fisik persediaan ataupun penghitungan fisik dilakukan pada saat
tidak adanya kegiatan penerimaan maupun pengeluaran barang di gudang.
2) auditor
harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi (titipan) yang bukan
menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan lainnya
3) kemungkinan
adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan perusahaan, misalnya
barang yang berada di lokasi gudang umum, barang yang dipegang oleh penjual,
barang konsinyasi dan lainnya. Untuk jenis persediaan ini, prosedur audit yang
harus dilakukan adalah dengan melakukan konfirmasi langsung secara tertulis
ataupun dengan penghitungan fisik.
4) auditor
harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-benar belum diterima
sampai pada saat penghitungan fisik persediaan berlangsung.
Jika penghitungan fisik persediaan
dilakukan setelah tanggal neraca, auditor harus melakukan tarik mundur (draw back)
hasil penghitungan fisik persediaan ke saldo tanggal neraca. Prosedur ini
terutama diperlukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa pencatatan saldo
persediaan pada tanggal neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang ada di
gudang.
Pengujian
atas Penentuan Harga Pokok Persediaan
Harga
pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun LIFO.
Dalam meakukan pemeriksaan atas akun
persediaan, auditor harus melakukan pengujian untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai persediaan telah sesuai
dengan kebijakan akuntansi perusahaan.
Kuesioner
Pengendalian Intern Persediaan
Kuesioner
berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang biasanya ditanyakan
oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan diantaranya adalah :
·
apakah persediaan dipisahkan secara memadai
antara bahan baku, barang dalam proses, bahan pembantu maupun barang jadi
·
apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap
pencurian, kerusakan, kebakaran, banjir maupun risiko lainnya
·
apakah persediaan berada di bawah
pengawasan penjaga gudang
·
apakah gudang tempat penyimpanan barang
hanya dapat dimasuki oleh petugas gudang
·
apakah barang dalam gudang hanya boleh
dikeluarkan berdasarkan bukti permintaan dan bukti pengeluaran barang yang
telah disetujui oleh pejabat berwenang
·
apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk
atau keluar gudang, sepertipenjaga pintu, pengecekan ulang antara barang di
truk dengan dokumen bersangkutan dan lainnya
·
jika perusahaan menggunakan sistim
persediaan perpetual, apakah pencatatan di kartu persediaan dibuat terpisah
untuk masing-masing kelompok persediaan
·
apakah orang yang melaksanan pencatatan
pada kartu persediaan bukan orang yang berfungsi sebagai penjaga gudang
·
apakah secara periodik, jumah barang
yang ada di kartu persediaan dicocokkan dengan buku besar
·
apakah saldo persediaan dihitung secara
fisik sekurang-kurangnya setahun sekali dan dicocokkan dengan kartu persediaan
Prosedur Audit Persediaan
Tujuan Audit Saldo Akun
(Transaksi)
|
Persediaan
|
Penyajian dan pengungkapan
|
1. Menelaah
penyajian persediaan apakah sesuai dengan SAK (Standar akuntansi Keuangan).
2. Menanyakan
apakah ada persediaan yang dijaminkan/digadaikan.
3. Menelaah
perjanjian perikatan pembelian.
|
Keberadaan atau keterjadian
|
4. Melakukan
konfirmasi atas persediaan yang dikonsinyasikan atau ditempatkan di lokasi
luar perusahaan.
5. Mengamati
perhitungan fisik persediaan.
|
Hak atau kewajiban
|
6. Menelaah
prosedur pisah batas (penjualan, retur penjualan, pembelian, retur pembelian)
|
Kelengkapan
|
7. Melakukan
pengujuan perhitungan nilai persediaan dan bandingan dengan perhitungan atau
rincian klien.
8. Menanyakan
apakah ada persediaan yang dikonsinyasikan.
9. Melakuakan
prosedur analisis.
10.Menghitung
kelengkapan semua kartu perhitunganfisik yang ditempel di persediaan dan
daftar hasil perhitungan fisik persediaan (count sheet).
|
Penilaian
|
11. Menghitung
ulang penjualan dan perkalian rekapitulasi persediaan.
12. Merekonsiliasi
rekapitulasi (daftar) kartu persediaan ke buku besarnya.
13. Menguji
metode perhitungan nilai persediaan.
14. Menetukan
apakah persediaan dinilai berdasarkan nilai terendah dari harga perolehan
atau harga pasar.
15. Memeriksa
kualitas persediaan (apakah kondisi persediaan masih dapat dijual).
16. Menguji
apakah terdapat persediaan yang usang, rusak,atau ketinggalan metode.
|
Prosedur
audit persediaan
1.
Lakukan Stock Opname.
Stock opname
dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang perusahaan, Untuk
barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di public warehouse
jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak material,
cukup dikirim konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa
waktu sebelum/ sesudah akhir tahun.
2. Lakukan
Observasi atas Stock Opname
Amati
kembali hasil perhitungan fisik persediaan (stock Opname) yang dilakukan. Cek
Final Inventory List [Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan
berikut ini:
ü
check mathematical accuracy (penjumlahan dan
perkalian).
ü
cocokkan “quantity per book” dengan kartu stok
(persediaan).
ü
cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita
(auditor)
ü
cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
ü
Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
3.
Lakukan Peninjauan ulang terhadap Konsep Persediaan
- Periksa unit price dari persediaan
- periksa ada tidaknya barang-barang yang rusak,dipakai dan hilang.
- Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
- Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
4.
Buatkan Laporan Hasil akhir Stock Opname
Buat
kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
5. Adjustment
Persediaan
Lakukan
penyesuaian persediaan dari usulan yang di ajukan dan tentukan kebijakan
penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang akan dilakukan
6. Periksa
apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Agar proses Audit Persediaan di perusahaan anda
berjalan dengan baik, perlu internal control yang baik pula atas persediaan,
berikut ciri ciri internal control yang baik :
- Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagial pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
- Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:
- purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian)
- delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales order (order penjualan), sates invoice (faktur penjualan).
- Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank.
- Digunakannya anggaran {budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan penerimaan serta pengeluaran kas.
Dari
penjelasan di atas, jelas bahwa audit persediaan di perusahaan dagang mampu
memberikan manfaat yang begitu besar bagi perusahaan untuk mengurangi resiko
terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya
kecurangan dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik.
Diperlukan pengelolahan dan pemeriksaan yang memadai terhadap persediaan barang
dagang, agar kita tetap bisa bersaing di tengah kompetisi yang hebat.
terimakasih sudah menambah pengetahuanku ttg Stock Opname Persediaan
BalasHapusHaloo.. bisa tlg beritahu dapat sumbernya dr buku mana tdk ya? Terimkasih
BalasHapusadmin
BalasHapusboleh minta referensi dari buku mana ?
Terimakasih
Dari kedua prosedur di atas yang mana harus dilakukan oleh akuntan public??
BalasHapusL